Indonesia sangat kaya akan tanaman aromatik sebagai material mentah, dengan ciri khas aroma dan kegunaannya masing-masing. Sebut saja sedap malam, melati, sereh, pandan dan nilam, yang sering digunakan dalam berbagai ritual dan acara adat & keagamaan. Tradisi ini telah dimulai sejak dahulu, seperti pada pernikahan, upacara adat, hingga kekayaan kuliner yang beragam, terbentang dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan negeri inilah yang mendorong Rumah Atsiri terus berevolusi.
Pada awalnya, Rumah Atsiri tidak direncanakan sebagai produsen minyak atsiri dan parfum. Namun, pada 2019—setahun setelah pembukaannya—sebuah peluang tak terduga mengubah jalannya. Momen penting ini menandai kelahiran aroma khas Rumah Atsiri: 1963, Rayu, dan Buai. Awalnya diciptakan sebagai essential oil blend, ketiga aroma khas ini kemudian diekspresikan dalam bentuk wewangian ruangan.
Perjalanan perkembangan produk Rumah Atsiri Aroma of Indonesia dari minyak atsiri ke fine fragrance—menjadi eau de parfum dengan penggunaan bahan alami—dimulai dari peluncuran eau de parfum 1963 & 1941 pada Januari 2023. Jelang akhir 2023, Rumah Atsiri menghadirkan koleksi Rayu & Buai, melengkapi seri eau de parfum Aroma of Indonesia yang dibuat dari natural fine fragrance.
1963, Awal Mula Rumah Atsiri Aroma of Indonesia
Pada 1960, Presiden Soekarno melakukan penjajakan kerja sama dengan Presidium Dewan Republik Bulgaria, sebuah negara yang dijuluki The Land of Rose karena menghasilkan 1,5-2 ton minyak atsiri mawar terbaik di dunia per tahun. Presiden Soekarno kemudian menggagas kerja sama pembuatan Pabrik Citronella di Indonesia dengan bantuan Bulgaria yang sangat ahli dalam penyulingan minyak atsiri. Pada 1 Agustus 1963, Bulgaria dan Indonesia menandatangani kontrak production sharing dan mulai pembangunan pabrik tersebut. Kompleks pabrik itulah yang kini menjadi Rumah Atsiri Indonesia.
Mulanya, menghormati warisan mulia ini, Rumah Atsiri merangkum aroma serai dan lemon yang menyegarkan ke dalam botol essential oil blend berisi minyak atsiri Lemon & Lemongrass yang merepresentasikan mimpi Indonesia di 1963. Namun, seiring waktu, aroma ini dikembangkan menjadi natural fine fragrance yang diracik untuk memberikan semangat menggapai mimpi. 1963 ini lahir untuk memberi kesegaran, visi yang optimis bagi siapapun yang menggunakannya.
Personifikasi 1963 adalah individu yang kalem, ceria, baginya bahagia itu sederhana. Ia suka warna-warna cerah dan netral, selalu siap mendengarkan keluh-kesah teman-temannya, suka menonton ulang Friends di waktu luangnya. Bahasa cintanya adalah Words of Affirmation.
Produk dapat di beli di: shop.rumahatsiri/1963
1941, Merayakan Nilam Asli Indonesia
Setapak langkah Indonesia untuk meraih mimpi menjadi negara penghasil tanaman dan minyak atsiri terbaik dunia terjadi di 1941, saat nilam asli Indonesia pertama kali diekspor ke mancanegara. Hingga kini, nilam asal Indonesia menjadi juara yang menyelipkan rasa bangga dan bahagia di hati kita semua.
Rumah Atsiri menangkap esensi 1941 itu dalam essential oil blend yang kemudian berkembang menjadi natural fine fragrance. 1941 adalah wangi yang bercerita tentang ketangguhan dan kerendahan hati, melambangkan kebanggaan lokal, memadukan nilam dengan aroma bunga mawar dan melati untuk menciptakan keharuman yang dalam dan halus yang terinspirasi oleh Nusantara tercinta.
Wangi nilam yang bersahaja tetapi kompleks, tidak berusaha keras untuk unggul dan tinggi hati, nyatanya menjadi aroma yang kaya dan kompleks. 1941 dipilih karena pada tahun itu, nilam pertama asal Indonesia pertama kali diekspor ke mancanegara.
Personifikasi 1941 adalah individu yang elegan, tangguh, dan kontemplatif. Ia menyukai novel-novel karya Pramoedya Ananta Toer dan juga film-film yang memiliki sinematografi yang indah dan cerita yang menggugah seperti "The Scent of Green Papaya." Bahasa cintanya adalah Acts of Kindness.
Produk dapat di beli di: shop.rumahatsiri/1941
RAYU, Tribut untuk Bulgaria dan Pabrik Citronella
Kelahiran Rayu bermula dari kerjasama pabrik Citronella dengan Bulgaria, negara yang terkenal dengan minyak atsiri mawarnya ini ternyata juga kaya akan geranium. Kolaborasi ini mengilhami komposisi awal Rayu sebagai essential oil blend, campuran dari Lavandin, Geranium, dan Patchouli, yang mewakili esensi aroma floral yang klasik.
Seiring berkembangnya aroma ini menjadi natural fine fragrance, profil aroma Rayu semakin mendalam dan luas. Diramu untuk membangkitkan rasa terpikat, Rayu dilahirkan untuk memberikan pengalaman yang menonjolkan aroma floral halus, mendorong perasaan yang menenangkan, damai, dan romantis.
Personifikasi Rayu adalah individu yang feminin, berkharisma, dan magnetis. Ia tampak elegan tetapi suka dengan kisah-kisah romantis, ia berlaku anggun tetapi tak segan tertawa lepas bersama sahabat-sahabatnya. Bahasa cintanya adalah Quality Time. Produk dapat di beli di: shop.rumahatsiri/rayu
BUAI, Ramah Tamah dan Senyum Sapa Rempah Indonesia
Terwujudnya Buai berawal dari komposisinya sebagai essential oil blend yang bersifat menghangatkan, mengangkat, menenangkan, dan meredakan stres. Kombinasi dari Kayu Manis, Lavender, dan Vanilla yang mewakili esensi aroma manis & gourmand ini terilhami oleh kekayaan rempah Indonesia.
Profil aroma Buai pun menjadi lebih signifikan dan kaya setelah dikembangkan menjadi natural fine fragrance. Wewangian ini diracik untuk mengejawantahkan kehangatan hati, seperti pelukan dari teman tersayang, dan membuai siapa pun yang mencium keharumannya.
Personifikasi Buai adalah pribadi dengan tawa yang renyah, tenang, memberi kenyamanan pada orang terdekatnya. Mungkin ia suka berlama-lama membaca, mungkin ia suka membuat kue, mungkin ia suka menjadi sandaran hati bagi kawan-kawannya. Bahasa cintanya adalah Act of Service.
Produk dapat di beli di: shop.rumahatsiri/buai
Comments